Saya Bosan dengan SURABAYA

Saya bosan.
Saya pengen keluar dari kota yang namanya SURABAYA.

Suatu pagi, saya menemani mama saya belanja. Itu baru sekitar jam lima lebih, hampir setengah enam.
Saya melihat kendaraan bermotor lalu lalang.
Saya liat seorang anak sekolah naik motor.
Ibu-ibu belanja naik motor.
Dua ibu-ibu beli sarapan buat teman dan kelurganya naik mobil.
Saya pengen teriak, "Bisa nggak, nggak naik kendaraan bermotor????"
Saya sumpek ngeliat mereka yang selalu mondar-mandir dengan gayanya yang sok sambil membawa mobil pribadi. Padahal, jaraknya nggak jauh-jauh banget.

Saya BOSAN melihat setiap anak perempuan dengan gaya yang sama.
Rambut panjang, poni semata (I'm not really sure that she can see aright), kawat gigi, serta gaya berpakaian yang sama. No, no.. Saya bukannya mau emm mengejek? It's about what I feel. Saya punya cara berpakaian sendiri dan mereka juga. Tapi, yeah, I'm bored.
Satu sama lain punya gaya berpakaian yang SAMA.
Mengikuti tren itu baik, tapi yang tidak baik kalau tren sudah mengikuti kamu. Maksudnya, kamu menjadi orang lain karena tren tersebut. See? Kamu mati-matian belanja ke store yang harganya nggak tedeng aling-aling demi mengikuti sebuah tren. Nggak kasihan orang tua kamu yang mati-matian cari duit?

Saya BOSAN melihat semua teman-teman saya menceritakan pasangan mereka dengan kata-kata yang 'meledak-ledak'.
Can I call it pleonastic? Kalau memang pasangan anda tidak baik dan anda lelah bersama dia (setelah mencoba beberapa kali tentunya), just take an action and leave him or her.
Ada salah satu adik kelas saya, di account facebook saya, di twitter saya, selalu menceritakan hal yang sama.
Sama. Yaitu tentang boyfriend-nya. Cowoknya yang jahat lah, tapi dia sayang banget. Dia nggak bisa lepas dari cowoknya. Dia yang udah terlalu cinta ama cowoknya (It sounds disgusting, you know), dia putus sama cowoknya tapi beberapa hari kemudian dia balikan lagi lalu putus lagi (Are you not tired, sweetheart?), sampai dia 'mengukir' nama cowoknya di tangannya (dengan sebuah silet tentunya) dan banyak hal gila yang dia lakukan.
Apa memang harus seperti itu? Kalau dia sayang sama kamu, dia tentunya akan melakukan banyak macam hal yang dapat membuat hubungan kalian bertahan. Dia tentunya akan menerima semua kekurangan-kekurangan kamu begitu pula sebaliknya.
Jadi, untuk apa mempertahankan sebuah hubungan yang memang salah satu dari kalian tidak bisa diajak untuk berkomitmen? Toh, belum tentu nantinya dia akan menjadi pasangan hidupmu.

Now, I'm realize. Fashion, love life, gaya berpacaran, pergaulan, cara berpikir sampai cara berkendara pun sekarang sudah tidak sehat disini. Saya, sayang banget melihat mereka yang hidupnya sangat kacau balau. Yang tata cara pergaulan mereka seperti orang barat.
Yang jelas, sejauh ini Devina tetap seorang Devina. Dan akan berubah untuk sesuatu hal yang lebih baik.
Saya nggak masalah kalau ada yang bilang, "Kamu itu cupu banget! Nggak gaul!"
Lantaran saya lebih sering ngabisin malam minggu saya di rumah buat baca buku atau ngumpul sama keluarga ketimbang hura-hura ria menghamburkan duit bareng teman-teman saya.
Saya juga nggak masalah, kalau cara berpakaian saya dibilang aneh. Dibilang nggak modis atau apa. I dress up sebagaimana saya, ya senyamannya saya.
Saya juga nggak masalah kalau saya dibilang jadul nggak metal atau apalah karena saya lebih suka lagu-lagu lawas ketimbang dengerin D'Bagindas. Haha.
Itu semua nggak masalah. You have your own way and me too.

Comments